- Mengenal Tripitaka
Dharma atau Dhamma ini bersifat sederhana, obyektif dan dapat menghadapi tantangan logika dan ilmu. Dharma indah pada permulaannya, indah pada pertengahannya dan indah pula pada akhirnya. Dharma mengajarkan kepada kita untuk percaya kepada diri sendiri, tidak tergantung oleh orang lain secara melekat, dapat berdiri sendiri. Dengan kekuatan dan kepercayaan diri sendiri, umat Budha berusaha untuk mencapai kebahagiaan lahir batin dan kesempurnaan hidup.
Dharma mengajarkan bagaimana caranya kita melaksanakan perbuatan baik dan bagaimana caranya untuk mengindari perbuatan jahat. Dhamma mengajarkan tentang cinta kasih dan kasih sayang, tentang perasaan senang melihat kebahagiaan orang lain, membina keseimbangan batin, yang dapat menciptakan adanya keserasian antara kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat. Dhamma mengajarkan tentang sebab penderitaan dan jalan untuk membebaskan diri dari cengkeraman penderitaan.
Adapun ketiga kitab suci tersebut, secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:
- Kitab Suci Vinaya Vitaka
Adapun pembagian Vinaya Pitaka ialah:
- Sutta Vibhanga
- Khandaka
Memuat peraturan dan uraian yang berkenaan dengan upacara penahbisan Bikhu, antara lain berisi peraturan untuk menangani pelanggaran-pelanggaran dan tata tertib penerimaan seorang Bikhu dan sebagainya.
- Parivara
- Kitab Suci Sutta Pitaka
- Digha Nikaya
- Majjhima Nikaya
- Anguttara Nikaya
- Samyutta Nikaya
- Khuddaka Nikaya
- Abhidhamma pitaka
Kitab ini terdiri atas tujuh jilid buku, yaitu:
- Dhammasangani
- Vibhanga
- Dhatukatha/Katha Vatthu
- Puggalapannatti
- Kathayattthu
- Yamaka
- Patthana
A. Catur Arya Satyni (empat kensunyataan arya/suci)
Cattari Ariya Satyani disebut juga empat kesunyataan suci atau empat kebenaran suci. Budha menguraikan empat kesunyataan mulia dalam khotbahnya yang memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mencapai pencerahan. Empat kemuliaan tersebut menjadi landasan bagi ajaran-ajaran yang lebih tinggi. Empat kebenaran yang mulia tersebut meliputi :
- Dukha
- Dukha Samudaya
- Dukha Nirodha
- Dukha Nirodha gamitipipada
Untuk memahami konsep dukha sangat penting jika Anda ingin memahami ajaran sentral dari Buddhisme. Kata dukha bukan saja merupakan kata kunci untuk Empat Kebenaran Mulia tetapi juga untuk ajaran penting lainnya dari Sang Buddha yaitu Tiga Karakteristik Dunia (Ti-lakkana) yang merupakan pandangan Buddhis dari dunia ini dan merupakan salah satu filosofi dari Hukum saling ketergantungan, empat kesunyataan mulia dengan jalan Beruas Delapan. (paticca samuppada) yang merupakan pemahaman Buddha tentang bagaimana segala sesuatu bekerja dan berhubungan satu sama lain untuk keberadaan mereka. Jadi tidak memahami dukha dalam arti sebenarnya berarti tidak memahami ajaran Buddha itu sendiri. Sebagai hasilnya, Anda bisa menjadi memiliki sikap pesimis, tidak hanya terhadap agama Buddha tapi mungkin terhadap kehidupan Anda sendiri juga.
- Hukum Karma
Hukum Karma adalah hukum perbuatan yang akan menimbulkan akibat dan hasil perbuatan (kamma-vipaka dan kamma-phala), Hukum kamma bersifat mengikuti setiap Kamma, mutlak-pasti dan harmonis-adil.
Klasifikasi Kamma:
PEMBAGIAN KARMA MENURUT FUNGISNYA:
1. Janaka-kamma: Kamma yang berfungsi menyebabkan timbulnya suatu syarat untuk kelahiran makhluk-makhluk. Tugas dari Janaka-kamma adalah melahirkan Nama-Rupa:
Janaka-kamma melaksanakan Punarbahava, yaitu kelahiran kembali dari makhluk-makhluk di 31 alam kehidupan (lapisan kesadaran) sebelum mereka mencapai pembebasan Arahat.
2. Upatthambaka-kamma: Kamma yang mendorong terpeliharannya suatu akibat dari suatu sebab yang telah timbul. Mendorong kusala atau akusala-kamma yang telah terjadi agar tetap berlaku.
3. Upapilaka-kamma: Kamma yang menekan kamma yang berlawanan agar mencapai kesetimbangan dan tidak membuahkan hasil. Kamma ini menyelaraskan hubungan antara kusala-kamma dengan akusala-kamma.
4. Upaghataka-kamma: Kamma yang meniadakan atau menghancurkan suatu akibat yang telah timbul, dan menyuburkan kamma yang baru. Maksudnya kamma yang baru itu adalah garuka-kamma, sehingga akibatnya mengatasi semua kamma yang lain.
PEMBAGIAN KAMMA MENURUT KEKUATANNYA:
Garuka Kamma Adalah kamma yang berat dan bermutu. Akibat dari kamma ini dapt timbul dalm atu kehidupan, maupun kehidupan berikutnya. Garuka kamma terdiri dari:
a. Akusala-garuka-kamma
b. Kusala-garuka-kamma
Akusala-garuka-kamma
Kamma yang berat terdiri dari 2 kelompok, yaitu:
1. Niyatamicchaditthi, yaitu pandangan yang salah. Maksudnya memandang yang salah adalah benar dan yang benar diartikan salah.
Kusala-garuka-kamma
Adalah perbuatan “bermutu”, yaitu dengan bermeditasi , hingga mencapai tingkat kesadaran jhana. Ia akan dilahirkan di alam sorga atau lapisan kesadaran yang tinggi, yang berbentuk atau tanpa bentuk (16 rupa-bhumi dan 4 arupa-bhumi)
2. Asanna-kamma
Kamma yang dilakukan sebelum saat mati seseorang, baik lahir maupun batin, terutama dengan pikiran. Misalnya memikirkan perbuatan baik atau jahat yang telah dilakukan di masa lalu. Jadi mempunyai pikiran yang baik di kala akan meninggal adalah merupakan hal yang penting, yang akan menentukan bentuk kehidupan berikutnya menjadi lebh baik. Asanna-kamma berlaku apabila tidak melakukan garuka-kamma.
3. Acinna-kamma atau Bahula-kamma
Apabila seorang dalam hidupnya tidak melakukan garuka-kamma dan di saat akan meninggal tidak pula melakukan Asanna-kamma, maka yang menentukan corak kelahiran berikutnya adalah acinna-kamma. Acinna-kamma atau Bahula-kamma adalah kamma kebiasaan, baik dengan kata-kata, perbuatan maupun pikiran. Walaupun seorang hanya sekali berbuat baik, namun karena selalu diingat, menimbulkan kebahagiaan hingga menjelang kematiannya, hal ini akan menyebabkan kelahiran berikutnya mnjadi baik. Demikian juga seorang yang hanya seklain bernuat jahat, karena selalu diingat menimbulkan kegelisahan hingga akhir hidupnya, sehingga akan lahir di alam yang tidak baik.
4. Katatta-kamma
Bila seorang tidak berbuat Garuka-kamma, Asanna-kamma atau Acinna-kamma, maka yang menentukan bentuk kehidupan berikutnya adalah katatta-kamma, yaitu kamma yang ringan-ringan, yang pernah diperbuat dalam hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar