A.
Sejarah
Zoroaster
Iran dan Persia adalah dua nama
yang kerap digunakan untuk menunjukan satu wilayah. Sebenarnya, antara keduanya
terdapat sedikit perbedaan. Salah satu rumpun bangsa arya, yaitu bangsa media
mendiami wilayah iran bagian barat. Sementara rumpun bangsa arya lainnya, yaitu
bangsa Persia, mendiami wilayah iran barat. Sementara rumpun bangsa arya
lainnya, yaitu bangsa Persia, mendiami bagian selatan wilayah tersebut.baik
bangsa media maupun Persia, keduanya tunduk pada kekuasaan bangsa Assyria.
Namun, sejak tahun 1000 SM, bangsa Persia berhasil menaklukan bangsa media
bahkan menaklukan imperium Assyria. Sejak saat itu wilayah iran dikenal dengan
nama Persia.
Kekaisaran Akhemeniyah(Persia) imperium ini
didirikan oleh Cyrus atau Koresh yang agung pada tahun 550 SM. Kerajaan ini
menjadi imperium pertama kali itu. Pada tahun 486 SM, raja Darius 1 naik
takhta, dan pada tahun 521 SM menguasai iran. Pada tahun 334 SM, Alexander
Agung kaisar Macedonia, yunani, merentangkan kekuasannya hingga mampu
menaklukan dan menguasai imperium Persia. Alexander bahkan memerintahkan
pasukannya untuk membunuh ribuan tentara Persia, dan membakar ibu kotanya:
parsepolis. Tindakan ini sengaja dia lakukan sebagai balasan atas pembakaran
kota Athena yang dulu dilakukan pasukan Persia. Alexander sendiri nmengikrarkan
diri bahwa dialah pewaris takhta raja-raja Akhmeniyah. Alexander pun mngikuti
cara hidup, tradisi, dan budaya Persia, bahkan berusaha menciptakan kebudayaan
baru yang memadukan kebudayaan Persia dan yunani .
Sesaat setelah kematian Alexander pada tahun 323
SM,terjadilah perpecahan diantara para panglima milternya. Mereka pun mulai
membagi wilayah kekuasaan yang telah ditaklukan Alexander. Wilayah Persia
sendiri pada kahirnya menjadi milik
panglima seleukus, salah seorang jendral Alexander . sejak masa tersebut,
Persia memasuki era pemerintahan kekaisaran seleukus yang berlangsung hingga
tahun 141 SM. Dibawah kekaisaran Seleukus, Persia mengalami babak sejarah yang
cemerlang.kekaisaran ini berhasil menggabungkan asia kecil, syam,irak dan iran
menjadi satu kesatuan wilayah. Ibu kota baru pun didirikan sebagai pusat
pemerintahannya, yaitu seleukia di tigris, irak. Dinasti ini juga mempunyai ibu
kota kedua di wilayah bagian barat, yaitu Antakya yang terletak di lembah
sungai al-ashi.
Setelah itu, muncul kekaisaran Parthia yang
menguasai Persia pada tahun 247 SM-224 M. dalam lembar sejarah iran kuno,
kekaisaran Parthia disebut juga dinasti Arcia. Namun Arcia dinisbahkan kepada
raja pertamanya, yaitu Arcia I. dinasti ini berasal dari klan saka yang
mendiami wilayahtimur laut iran. Dinasti ini telah berhasil menaklukan
kekaisaran seleukus demi merentangkan pengaruh dan kekuasannya hingga ke
seluruh wilayah Persia.Nama Arcia kemudian dipakai sebagai gelar untuk seluruh
kaisar Parthia, seperti gelar kaisar pada raja-raja romawi. Kekaisaran
Parthia(arcia)banyak terlibat serangkaian perang dengan pihak imperium romawi.
Mereka bahkan pernah meraih kemenangan gemilang atas romawi pada tahun 54
SM.kemenangan ini menjadikan imperim Persia(masa kekaisaran Parthia) menjadi
satu-satunya kekuatan terbesar dunia saar itu. Sekalipun rentang masa
pemerintahan kekaisaran ini mencapai lima abad lebih, namun tidak meninggalkan
banyak jejak peradaban sebagaimana kekaisaran Persia lainnya.kekaisaran Parthia
hanya meninggalkan jejak seni yang sederhana.
Kekaisaran sasanid: didirikan oleh Ardashir I ysng
berkuasa pada tahun 224 M. dinasti ini dipercaya sebagai pembangun dan
penghidup kembali peradaban Persia dan Zoroaster, sekaligus berupaya membangun
kembali tradisi Persia peninggalan dinasti akhmeniyah. Dinasti ini justru
membuika kontak dahgang dengan pihak musuh utama mereka, yaitu Romawi
(Byzantium), juga dengan pihak cina.
Ardasir memiliki posisi yang tinggi dalam sejarah
orang-orang iran. Dia dipandang sebagai sosok yang berhasil menyatukan bangsa
iran, orang yang menghidupkan kembali ajaran Zoroaster, sekaligus sebagai
pendiri imperium Pahlavi. Ardasir wafat pada tahun 240 M dan digantikan oleh
putranya,Shapur yang kembali memerangi imperim Byzantium, dan berhasil
menaklukan kaisar romawi
Agama Zoroaster dinisbahkan kepada seorang nabi kuno
asal Persia bernama Zarathustra yang hidup sepanjang tahu 674-551 SM. Keyakinan
agama Zoroaster meliputi aspek monoteisme dan paganisme sekaligus.Mulanya,
keyakinan zoroater hanya mencakup monoteisme saja.Namun seiring
perkembangannya, keyakinan agama ini juga meliputi paganisme.prof. Dr. Ali
Abdul Wahid Wafi, seorang sarjanawan muslim kontemporer, mengatakan bahwa
Zarathustra menyerukan ajaran monoteisme untk menyembah Tuhan yang
tunggal, pencipta segala sesuatu dan segala alam, baik yang berupa esensi (ruh)
maupun materi(maddah). Dia menyebut Tuhan yang satu itu dengan nama “Ahura
Mazda”. [1]
Banyak sekali teori yang mengemukakan tentang
tahun-tahun kehidupannya, diantaranya kemungkinan ia hidup pada tahun 660-583
SM. Tetapi tidak ada yg menjamin bahwa kisaran tahun
ini adalah tahun yang tepat. Di lihat dari perkiraan tahun tersebut, tampaknya
Agama Zoroaster merupakan salah satu agama wahyu yang tertua yang masih hidup
sampai sekarang. Agama ini pernah menjadi agama negara bagi tiga kerajaan besar
di Iran yang hidup dan berkembang hampir berkesinambungan sejak abad ke-6 SM
sampai abad ke-7 M, serta banyak menguasai daerah Timur Dekat dan Tengah.[2]
B.
Penganut dan Perkembangan Agama Zoroaster
Sebelum
Zarathustra lahir, agama bangsa persi adalah bersumber pada ajaran polytheisme,
paganism, dan animism.Tidak heran jika dakwahnya pada peride pertama selama 12
tahun di media mendapat tantangan hebat dari masyarakat. Hamper-hampir terjadi
pembunuhan terhadap dirinya hal ini disebabkan karena ajaran Zarathustra
dipandang sangat berlawanan dengan agama mereka anut sat itu. Boleh dikatakan
bahwa Zarathsutra tahap pertama ini gagal, sebab hanya memperoleh jumlah
pengikut yang sangat sedikit. Baru setelah ia pindah ke Chorsma(qazam)dimana
raja Chorazma yang sangat bernama hestapes(menurut ejaan latin) atau
Vitaspa(menurut ejaan palava)serta menterinya Yasasp yang mengawini adik
kandungnya bernama pauron chista, keduanya menjadi pengikut Zarathustra pada
tahun 618 SM, maka barulah agama Zarathustra memperoleh kemajuan perkembangan
di daerah tersebut.
Dikalangan pengikutnya berkembang suatu legenda
bahwa Zarathustra adalah rasul Ahura mazda untuk menyebarkan ajaran agamanya
serta menyelenggarakan api upacara ke seluruh kerajaan Persia. Atas dasar tugas
kerasulan demikian itulah kemudian timbul perang antar Zarathustra serta
pengikut-pengikutnya di satu pihak dengan pengikut agama lama dipihak lain.
Perang demikian dianggap suci oelh karena itu
merupakan perjuangan melawan kesesatan dan keberhalaan.Dalam perang suci itulah
Zarathustra meninggal dunia.beberapa puluh tahun kemudian sepeninggalannya
timbul cerita keajaiban seperti:ceritera tentang keajaiban alam saat
Zarathustra lahir, yaitu dunia goncang,orang buta menjadi sembuh, orang lumpuh
dapat berjalan kembali, iblis dan syaitan terkubur di bawah bumi, dan
sebagainya.[3]
C.
Kitab
Suci Zoroaster
Kitab suci agam Zoroaster dikenal dengan nama
Avesta. Ada tiga bagian di dalam kitab ini:
(1). Gathas,
berupa nyanyian yang secara umum dapat dinisbahkan pada Zoroaster sendiri
(2). Yashts
atau himne korban nyang ditujukan kepada berbagai macam dewa.
(3). Vendidat
atau videdat,” aturan melawan syetan” berupa sebuah risalah yang terutama
menyangkut ketidakmurnian ibadah dan perinsip dualism yang diperkenalkan oleh
Zoroaster dan diuraikan sangat panjang dalam bidang kehidupan praktis.[4]
D.
Ajaran Zoroaster
Prinsip lain dari ajaran
Zarathustra ialah kepercayaan adanya dua kekuatan alamiah yang selalu
berlawanan yaitu kekuatan kebaikan dan kejahatan. Dua kekuatan ini sama-sama
kuatnya an aling menaklukan.Asal-usul timbulnya pertentangan dua kekuatan
alamiah tersebut adalah bermula pada terciptanya 2(dua) jenis roh yang
berlawanan kekuatan.keduanya adalah putra Ahuramdza. Masing-masing disebut
angra Mainya(ahriman) dan Spenta Mainyu. Angra mainya(ahriman) memihak kepada
kerusakan, kejahatan, kedzaliman dan kekuatan syaitanserta keberhalaan
sedangkan roh spenta mainyu memihak kepada kebaikan sesuai dengan kehendak
ayahnya. Ahurmazda.
Dari titik tolak pandangan tentang dualism kekuatan
tersebut, maka dasar ajaran ketuhanan Zarathustra adalah filsafat yang
didasarkan prinsip kontradiksionisme(paham mempertentangkan) antar dua kekuatan
alamiah yang berlangsung sampai ada yang terkalahkan.
Ahura mazda pada akhirnya akan mengalahkan kekuatan
jahat, karena yang dapat kekal hanyalah kekuatan kebaikan saja. Yaitu kekuatan
ahura mazda itu sendiri, sedangkan ahriman dan pengikutnya akan hancur musnah.
I.
Manusia
Manusia pada asalnya adalah wujud
ghaib, dan rohnya dalam bentuk fravashi dan fravhr, ada sebelum jasmaninya.Baik
jasad maupun rohnya adalah ciptaan ohramzd, dan roh itu tidak bersifat
abadi.Manusia adalah milik tuhan dan kepadanya dia kembali.
II.
Tentang
penciptaan alam
Agama Zarathustra mengajarkan bahwa
kekuatan moral dapat menguasai alam semesta ini.Persaingan antar
prinsip-prinsip baik dan buruk seperti terjadinya siang dan malam dipandang
sebagi keseluruhan sejarah semesta ini.
Menurut ajaran Zarathustra ala mini
sudah berusia 6000 tahun dan masih akan berusia 6000 tahun lagi atau usia ala
mini 12.000 tahun lamanya. Sesudah 12000 tahun itu terjadilah kiamat.
Masa 12.000 tahun ini dibagi dalam beberapa periode:
1. periode
3000 tahun yang pertama: yaitu masa Ahurmazda menciptakan alam semesta ini
dalam bentuk spiritual. Dalam masa-masa ini Angra Mainyu, dewa kejahatan
beserta 6 pembantu-pembantunya menciptakan alam pula sebagai tandingan dari
yang diciptakan oleh ahuramazda.
2. Peiode
3000 tahun yang ke dua: Ahuramazda dan angra Mainyu saling berpacu dalam
material, ternyata sama kuatnya dan saling kalah mengalah kan. Itulah
terjadinya gelap dan terang, siang dan malam.
3. Peride
3000 tahun yang ke tiga: Zarathustra menerima wahyu dan menyiarkan kepada umat
manusia.
4. Periode
3000 tahun keempat: pada masa ini tiap seribu tahun akan muncul seorang messiah
atau (imam mahdi menurut islam) yang disebut masing-masing Shaoshayant adalah
keturunan Zarathustra. Adapun Shaoshayant yang terakhir selain memimpin
manusaia juga pembantuannya. Setelah itu barulah terwujud perdamaian abadi
dalam dunia material.[5]
III.
Tuhan dan Penciptaan
Keyakinan
agama Zoroaster meliputi aspek
monoteisme dan paganisme sekaligus. Mulanya, keyakinan Zoroaster hanya
mencakup monoteisme saja. Namun, seiring berkembangnya, keyakinan agama ini
juga meliputi paganisme. Prof. Dr. Ali Abdul Wahid Wafi, seorang sejarawan
muslim kontemporer, mengatakan bahwa zarathustra, meyerukan ajaran monotaisme
untuk menyembah Tuhan yang tunggal , pencipta segala sesuatu dan segala alam,
baik yang berupa esensi (ruh) maupun materi (maddah).
Menurut penganut Zoroaster, Dzat Ahura Mazda adalah
esensi murni yang suci dari segala bentuk materi, yang tak dapat dilihat oleh
pandangan mata dan tidak dapat ditangkap kedzatannya oleh akal manusia. Oleh
karena itu Zoroasternisme pun membuat rumusan tentang hakikat ketuhanan Dzat
Ahura Mazda dengan dua rumus penting. Rumus
pertama bersifat transenden (Samawi) yang disimbolkan dengan matahari,
dan rumus yang kedua bersifat imanen (Ardhi) yang disimbolkan dengan
api. Keduanya adalah unsur yang memancarkan cahaya, menerangi semesta, suci,
serta tidak dapat terkontaminasi oleh hal-halyang buruk dan segala bentuk
kerusakan. Kepada cahayalah kehidupan semestaraya ini bergantung. Sifat inilah
yang paling mendekati untuk digambarkan oleh akal manusia akan sifat pencipta.
Anggapan sakral dan cara pengikut Zoroaster menyucikan
api inilah yang pada akhirnya menjadikan agama tersebut bergeser dari
monoteisme ke paganisme. Zoroaster pun berubah menjadi agama panteisme (hulul)
dan paganisme. Api sendiri pada akhirnya berubah dari sebatas isyarat menjadi
Sang Pencipta itu sendiri, dani pun dirumuskan atasnya.
Sejatinya, pada tradisi dan ajaran awal Zoroaster, tidak
di kenal konsep dua Tuhan. Zoroaster hanya meyakini dua kekuatan besar dalam
kehidupan yang senantiasa berlawanan atau berbenturan. Salah satunya terkumpul
dalam kekuatan kebaikan, cahaya, kehidupan, kebenaran, dan kemuliaan sementara
kekuatan lain terkumpul dalam kejahatan, kegelapan,kematian, dan angkara
murka.Asy-Syahrastani berkata: “ sebenarnya, Zoroaster meyakini bahwa Tuhan itu
satu, tunggal, tidak ada sekutu, lawan dan kawan, Pencipta cahay dan kegelapan.
Namun para pengikut Zoroaster meninggalkan pandangan tersebut. Mereka meyakini
bahwasannya alam raya ini tak lain merupakan jelmaan dari pergulatan abadi
antara Ahura Mazda, Dewa Terang, dengan Ahriman, Dewa Kegelapan.kemenangan
Ahuran Mazda dalam kehidupan adalah sesuatu yang pasti dan tak terbantahkan.”[6]
IV.
Etika
Sebagian besar ajaran agama
Zoroaster adalah menyangkut masalah etika.Dasar pikiran teologisnya mempunyai
pandangan moralistic tentang kehidupan.Kenyataan kehidupan yang utama dan tidak
bisa dihindari adalah kejelekan. Baik adalah baik dan jelek adalah
jelek.menolak adanya kejelekan yang terpisah sama dengan mempertalikan atau
menghubungkan kejelekan pada tuhan. Ini tidak mungkin.Oleh karena itu,
kejelekan tentu merupakan sesuatu yang berdiri sendiri secara
terpisah.Moralitas Zoroaster diungkapkan dalam tiga kata, yaitu humat, hukht,
dan huvarst.Pikiran baik, perkataan baik dan perbuatan baik.
V.
Peribadatan
Zoroaster mewajibkan kepada para
pengikutnya untuk beribadat lima kali sehari. Ketika matahari terbit, ketika
tengah hari, ketika matahari terbenam, waktu setengah hari seperti waktu ashar,
tengah-tengah antara tengah hari dan waktu matahari terbenam. Bagi agama
Zoroaster, selama musim panas doa-doa yang dibaca pada tengah hari berfungsi
membantu orangyang saleh untuk berfikir tentang kebenaran serta tentang
kejayaan kebaikan sekarang dan yang akan datang sedangkan selama musim dingin
adalah merupakan peringatan tahunan akan adanya kekuatan kejahatan yang mengancam dan perlunya bertahan
terhadapnya. Tambahan baru lainnya adalah waktu tengah malam yang tenggang
waktunya sampai saat matahari terbit.Doa ini dipersembahkan bagi Sraosha
tuhannya doa.Doa atau sembahyang lima kali sehari merupakan kewajiban yang
mengikat bagi para pemeluk agama Zoroaster, bagian pengabdian wajibnya pada
Tuhan, dan senjata dalam bertarung melawan kejahatan.
Inilah bentuk sembahyang yang dikenal dari praktek
yang ada adalah sebagai berikut:
Ø Mempersiapkan
diri dengan mencuci wajah, tangan dan kaki dari kotoran debu
Ø Melepas
tali kawat suci dan berdiri dengan tali dipegang dengan kedua tangannya di
mukanya, tegak lurus dihadapan penciptanya, matanya menatap symbol kebajikan,
api kemudian berdoa pada ohrmazd(ahura mazda),mengutuk Ahriman (sambil
memukul-mukulkan ujung kawat dengan penghinaan), memasang tali kawat lagi masih
berdoa. Keseluruhan pelaksanaan memakan waktu lima menit.
VI.
Pengadilan
saat kematian
Ajaran agama Zoroaster tentang
nasib roh setelah mati terlihat sangat jelas.Konsep kitab Avesta memberi dasar
ajaran ini dan teks ini telah disalin dengan sedikit bervareasi di dalam kitab
Pahlavi. Setiap roh manusia setelah meninggalkan kehidupan dunia ini akan
bergentayangan menunggu selama tiga hari di dekat jasad yang sudah menjadi
mayat. Pada hari keempat, roh menghadapi pengadilan diatas ”jembatan
pembalasan”, jembatan yang dijaga oleh dewa rashu yang bertindak sebagai hakim
yang secara sangat adil menimbang perbuatan baik dan buruk manusia. Jika
perbuatan baiknya lebih berat, roh tersebut di ijinkan langsung menuju surge,
tetapi jika perbuatan buruknya lebih besar, roh tersebut ditarik dan dimasukan
ke dalam neraka apabila perbuatan baik dan buruknya seimbang, maka roh tersebut
dibawa ke suatu tempat yang bernama hamestagan
atau tempat campuran. Neraka di dalam agama Zoroaster bukan merupakan tempat
penyiksaan abadi.Neraka hanya bersifat sementara dan merupakan tempat penyucian
dari noda-noda dosa. Akhir penyucian dosa terjadi pada pengadilan(nisab)
terakhir pada akhir zaman.
VII.
Kebangkitan
dalam Zoroaster
Sebgaimana dapat dipahami dari
uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, pengadilan roh pada saat kematian
hanyalah merupakan suatu pendahuluan bagi pengadilan akhir hari kiamat.
Perhitungan terakhir, menurut agama Zoroaster, juga hanya berupa tiga
hari”penyucian” di dalam logam yang meleleh dan setelah itu roh-roh terkutuk
bangkit dari neraka dan seluruh umat manusia tanpa kecuali berkumpul dalam
surge tempat tinggal ahriman dan syetan-syetan. Tuhan melunakan keadilan dengan
rasa belas kasihan. Dia tidak mempunyai sifat yang kejam dan sama sekali tidak
bisa murka.
Konsepsi surga menurut agama Zoroaster sangat
sederhana,.Surge adalah suatu keadaan yang kembaki kepada kehidupan dunia yang
ideal dipulihkan, suatu kehidupan yang berpusat disekitar keluarga manusia
diaman suami sekali lagi bisa menikmati keintiman istrinya yang sah dengan
disertai anak-anaknya.Kehidupan disurga adalah penyempuranaan alami daripada
kehidupan di dunia dengan kekecualian manusia tidak lagi mempunyai nafsu makan
dan merupakan tempat para roh memujiohramzd dan Ahmaraspand dengan keras.Disana
seluruh keluarga manusia berkumpu dalam suatu kehidupan abadi dan kenikmatan
yang abadi pula.[7]
VIII. Konsep Api Ajaran Zoroaster
Zoroaster menganjurkan pengikutnya
untuk senantiasa menyalakan api suci di tungku-tungku api yang terdapat di
setiasp kuil peribadatan. Api tersebut harus selalu menyala dan memancarkan
cahaya. Tungku api itu dijaga dan diurus oleh para prmimpin agama(magi),
rohaniwan muda, juga oleh para pendeta kuil. Setiap hari, mereka selalu
memasukan kayu cendana ke dalam tungku api sebanyak lima kali,atau kayu lain
yang mengeluarkan aroma wewangian khas, juga menaburkan serbuk-serbuk dan
cairan wewangian sehingga udara di dalam kuil selalu terasasegar dan harum
semerbak. Mereka juga merapalkan doa dan melaksanakan ritual keagamaan
disekitar api tersebut. dalam tradisizoroastrianisme, ketika akan mendirikan
sebuah kuil api baru, mereka diharuskan menyalakan api terlebih dahulu pada
Sembilan buah lilin atau obor . nyala api dioborpertsms kemudian disalurkan
untuk nyala api diobor kedua, dan seterusnya hingga pada obor yang kesembilan.
Pengikut Zoroaster meyakini, api yang menyala pada obor terakhir itulah yang
telah sampai pada derajat kesucian api. Dan dari api kesembilan itu mereka
menyalakan api pada tungku kuil baru tersebut.
IX.
Ritual kematian Agama
Zoroaster
Zoroasternisme tidak
mengizinkan penguburan dan pembakaran tubuh orang yang telah meninggal karena
dianggap akanmenodai air, udara, bumi dan api. Mereka
menyelenggarakan ritus kematiandengan menempatkan mayat di atas Dakhma atau
Menara Ketenangan (Tower ofSilence). Di sana
terdapat pembagian tempat yang jelas bagi kaum laki-laki, perempuan dan
anak-anak. Adapun tahap-tahap yang dilakukan saat upacara kematian adalah
sebagai berikut:
1.
Mayat
dibiarkan di dalam sebuah ruangan di rumah selama tiga hari sebelum dibawa ke
Dakhma, tempat untuk melaksanakan upacara kematian.
2.
Sesudah
itu, mayat lalu dibawa ke Dakhma atau Menara Ketenangan.
3.
Di
sana mayat akan ditelanjangi dan ditidurkan di atas menara yang terbuka dan
dibiarkan agar dimakan oleh burung-burung.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Abdullah al-Maghlouth, bin Sami, Atlas Agama-Agama,
Almahira, Jakarta: 2010
2.
Arifin, prof.HM, menguak misteri ajaran agama-agama besar,Jakarta:PT
Golden Trayon Press, 1986.
3. Ali
Mukti,H.A, Agama-Agama di Dunia,Yogyakarta:
PT. Hanindita Offset, 1988.
4. http.www.wikipedia.com.jum’at
18-04-2013, 21.24
[1]Sami
bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas
agama-agama,Jakarta: penerbit Almahira,2011, h.465-466
[2]H. A. Mukti Ali, Agama-Agama Di Dunia,
(Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1988), hal. 269
[3]
Prof. HM.Arifin, menguak misteri ajaran
agama-agama besar,Jakarta:PT Golden Trayon Press, 1986,h.19
[4]
H.A Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia,Yogyakarta:
PT. Hanindita Offset, 1988,h.270
[5]
Ibid
[6]Sami Abdullah al-Maghlouth, Atlas
Agama-Agama, (Jakarta: Almahira, 2010), hal.470
[7]
Ibid
[8]
http.www.wikipedia.com.jum’at 18-04-2013, 21.24
terima kasih informasi mengenai agama Zoroaster
BalasHapus