Minggu, 26 Mei 2013

Agama Zoroaster


A.    Sejarah Zoroaster
Iran dan Persia adalah dua nama yang kerap digunakan untuk menunjukan satu wilayah. Sebenarnya, antara keduanya terdapat sedikit perbedaan. Salah satu rumpun bangsa arya, yaitu bangsa media mendiami wilayah iran bagian barat. Sementara rumpun bangsa arya lainnya, yaitu bangsa Persia, mendiami wilayah iran barat. Sementara rumpun bangsa arya lainnya, yaitu bangsa Persia, mendiami bagian selatan wilayah tersebut.baik bangsa media maupun Persia, keduanya tunduk pada kekuasaan bangsa Assyria. Namun, sejak tahun 1000 SM, bangsa Persia berhasil menaklukan bangsa media bahkan menaklukan imperium Assyria. Sejak saat itu wilayah iran dikenal dengan nama Persia.
Kekaisaran Akhemeniyah(Persia) imperium ini didirikan oleh Cyrus atau Koresh yang agung pada tahun 550 SM. Kerajaan ini menjadi imperium pertama kali itu. Pada tahun 486 SM, raja Darius 1 naik takhta, dan pada tahun 521 SM menguasai iran. Pada tahun 334 SM, Alexander Agung kaisar Macedonia, yunani, merentangkan kekuasannya hingga mampu menaklukan dan menguasai imperium Persia. Alexander bahkan memerintahkan pasukannya untuk membunuh ribuan tentara Persia, dan membakar ibu kotanya: parsepolis. Tindakan ini sengaja dia lakukan sebagai balasan atas pembakaran kota Athena yang dulu dilakukan pasukan Persia. Alexander sendiri nmengikrarkan diri bahwa dialah pewaris takhta raja-raja Akhmeniyah. Alexander pun mngikuti cara hidup, tradisi, dan budaya Persia, bahkan berusaha menciptakan kebudayaan baru yang memadukan kebudayaan Persia dan yunani .
Sesaat setelah kematian Alexander pada tahun 323 SM,terjadilah perpecahan diantara para panglima milternya. Mereka pun mulai membagi wilayah kekuasaan yang telah ditaklukan Alexander. Wilayah Persia sendiri pada kahirnya menjadi  milik panglima seleukus, salah seorang jendral Alexander . sejak masa tersebut, Persia memasuki era pemerintahan kekaisaran seleukus yang berlangsung hingga tahun 141 SM. Dibawah kekaisaran Seleukus, Persia mengalami babak sejarah yang cemerlang.kekaisaran ini berhasil menggabungkan asia kecil, syam,irak dan iran menjadi satu kesatuan wilayah. Ibu kota baru pun didirikan sebagai pusat pemerintahannya, yaitu seleukia di tigris, irak. Dinasti ini juga mempunyai ibu kota kedua di wilayah bagian barat, yaitu Antakya yang terletak di lembah sungai al-ashi.
Setelah itu, muncul kekaisaran Parthia yang menguasai Persia pada tahun 247 SM-224 M. dalam lembar sejarah iran kuno, kekaisaran Parthia disebut juga dinasti Arcia. Namun Arcia dinisbahkan kepada raja pertamanya, yaitu Arcia I. dinasti ini berasal dari klan saka yang mendiami wilayahtimur laut iran. Dinasti ini telah berhasil menaklukan kekaisaran seleukus demi merentangkan pengaruh dan kekuasannya hingga ke seluruh wilayah Persia.Nama Arcia kemudian dipakai sebagai gelar untuk seluruh kaisar Parthia, seperti gelar kaisar pada raja-raja romawi. Kekaisaran Parthia(arcia)banyak terlibat serangkaian perang dengan pihak imperium romawi. Mereka bahkan pernah meraih kemenangan gemilang atas romawi pada tahun 54 SM.kemenangan ini menjadikan imperim Persia(masa kekaisaran Parthia) menjadi satu-satunya kekuatan terbesar dunia saar itu. Sekalipun rentang masa pemerintahan kekaisaran ini mencapai lima abad lebih, namun tidak meninggalkan banyak jejak peradaban sebagaimana kekaisaran Persia lainnya.kekaisaran Parthia hanya meninggalkan jejak seni yang sederhana.
Kekaisaran sasanid: didirikan oleh Ardashir I ysng berkuasa pada tahun 224 M. dinasti ini dipercaya sebagai pembangun dan penghidup kembali peradaban Persia dan Zoroaster, sekaligus berupaya membangun kembali tradisi Persia peninggalan dinasti akhmeniyah. Dinasti ini justru membuika kontak dahgang dengan pihak musuh utama mereka, yaitu Romawi (Byzantium), juga dengan pihak cina.
Ardasir memiliki posisi yang tinggi dalam sejarah orang-orang iran. Dia dipandang sebagai sosok yang berhasil menyatukan bangsa iran, orang yang menghidupkan kembali ajaran Zoroaster, sekaligus sebagai pendiri imperium Pahlavi. Ardasir wafat pada tahun 240 M dan digantikan oleh putranya,Shapur yang kembali memerangi imperim Byzantium, dan berhasil menaklukan kaisar romawi
Agama Zoroaster dinisbahkan kepada seorang nabi kuno asal Persia bernama Zarathustra yang hidup sepanjang tahu 674-551 SM. Keyakinan agama Zoroaster meliputi aspek monoteisme dan paganisme sekaligus.Mulanya, keyakinan zoroater hanya mencakup monoteisme saja.Namun seiring perkembangannya, keyakinan agama ini juga meliputi paganisme.prof. Dr. Ali Abdul Wahid Wafi, seorang sarjanawan muslim kontemporer, mengatakan bahwa Zarathustra menyerukan ajaran monoteisme untk menyembah Tuhan yang tunggal, pencipta segala sesuatu dan segala alam, baik yang berupa esensi (ruh) maupun materi(maddah). Dia menyebut Tuhan yang satu itu dengan nama “Ahura Mazda”.          [1]
Banyak sekali teori yang mengemukakan tentang tahun-tahun kehidupannya, diantaranya kemungkinan ia hidup pada tahun 660-583 SM. Tetapi tidak ada yg menjamin bahwa kisaran tahun ini adalah tahun yang tepat. Di lihat dari perkiraan tahun tersebut, tampaknya Agama Zoroaster merupakan salah satu agama wahyu yang tertua yang masih hidup sampai sekarang. Agama ini pernah menjadi agama negara bagi tiga kerajaan besar di Iran yang hidup dan berkembang hampir berkesinambungan sejak abad ke-6 SM sampai abad ke-7 M, serta banyak menguasai daerah Timur Dekat dan Tengah.[2]
B.     Penganut  dan Perkembangan Agama Zoroaster
            Sebelum Zarathustra lahir, agama bangsa persi adalah bersumber pada ajaran polytheisme, paganism, dan animism.Tidak heran jika dakwahnya pada peride pertama selama 12 tahun di media mendapat tantangan hebat dari masyarakat. Hamper-hampir terjadi pembunuhan terhadap dirinya hal ini disebabkan karena ajaran Zarathustra dipandang sangat berlawanan dengan agama mereka anut sat itu. Boleh dikatakan bahwa Zarathsutra tahap pertama ini gagal, sebab hanya memperoleh jumlah pengikut yang sangat sedikit. Baru setelah ia pindah ke Chorsma(qazam)dimana raja Chorazma yang sangat bernama hestapes(menurut ejaan latin) atau Vitaspa(menurut ejaan palava)serta menterinya Yasasp yang mengawini adik kandungnya bernama pauron chista, keduanya menjadi pengikut Zarathustra pada tahun 618 SM, maka barulah agama Zarathustra memperoleh kemajuan perkembangan di daerah tersebut.
Dikalangan pengikutnya berkembang suatu legenda bahwa Zarathustra adalah rasul Ahura mazda untuk menyebarkan ajaran agamanya serta menyelenggarakan api upacara ke seluruh kerajaan Persia. Atas dasar tugas kerasulan demikian itulah kemudian timbul perang antar Zarathustra serta pengikut-pengikutnya di satu pihak dengan pengikut agama lama dipihak lain.
Perang demikian dianggap suci oelh karena itu merupakan perjuangan melawan kesesatan dan keberhalaan.Dalam perang suci itulah Zarathustra meninggal dunia.beberapa puluh tahun kemudian sepeninggalannya timbul cerita keajaiban seperti:ceritera tentang keajaiban alam saat Zarathustra lahir, yaitu dunia goncang,orang buta menjadi sembuh, orang lumpuh dapat berjalan kembali, iblis dan syaitan terkubur di bawah bumi, dan sebagainya.[3]
C.    Kitab Suci Zoroaster
Kitab suci agam Zoroaster dikenal dengan nama Avesta. Ada tiga bagian di dalam kitab ini:
(1). Gathas, berupa nyanyian yang secara umum dapat dinisbahkan pada Zoroaster sendiri
(2). Yashts atau himne korban nyang ditujukan kepada berbagai macam dewa.
(3). Vendidat atau videdat,” aturan melawan syetan” berupa sebuah risalah yang terutama menyangkut ketidakmurnian ibadah dan perinsip dualism yang diperkenalkan oleh Zoroaster dan diuraikan sangat panjang dalam bidang kehidupan praktis.[4]
D. Ajaran Zoroaster
Prinsip lain dari ajaran Zarathustra ialah kepercayaan adanya dua kekuatan alamiah yang selalu berlawanan yaitu kekuatan kebaikan dan kejahatan. Dua kekuatan ini sama-sama kuatnya an aling menaklukan.Asal-usul timbulnya pertentangan dua kekuatan alamiah tersebut adalah bermula pada terciptanya 2(dua) jenis roh yang berlawanan kekuatan.keduanya adalah putra Ahuramdza. Masing-masing disebut angra Mainya(ahriman) dan Spenta Mainyu. Angra mainya(ahriman) memihak kepada kerusakan, kejahatan, kedzaliman dan kekuatan syaitanserta keberhalaan sedangkan roh spenta mainyu memihak kepada kebaikan sesuai dengan kehendak ayahnya. Ahurmazda.
Dari titik tolak pandangan tentang dualism kekuatan tersebut, maka dasar ajaran ketuhanan Zarathustra adalah filsafat yang didasarkan prinsip kontradiksionisme(paham mempertentangkan) antar dua kekuatan alamiah yang berlangsung sampai ada yang terkalahkan.
Ahura mazda pada akhirnya akan mengalahkan kekuatan jahat, karena yang dapat kekal hanyalah kekuatan kebaikan saja. Yaitu kekuatan ahura mazda itu sendiri, sedangkan ahriman dan pengikutnya akan hancur musnah.
I.       Manusia
Manusia pada asalnya adalah wujud ghaib, dan rohnya dalam bentuk fravashi dan fravhr, ada sebelum jasmaninya.Baik jasad maupun rohnya adalah ciptaan ohramzd, dan roh itu tidak bersifat abadi.Manusia adalah milik tuhan dan kepadanya dia kembali.



II.                Tentang penciptaan alam
Agama Zarathustra mengajarkan bahwa kekuatan moral dapat menguasai alam semesta ini.Persaingan antar prinsip-prinsip baik dan buruk seperti terjadinya siang dan malam dipandang sebagi keseluruhan sejarah semesta ini.
Menurut ajaran Zarathustra ala mini sudah berusia 6000 tahun dan masih akan berusia 6000 tahun lagi atau usia ala mini 12.000 tahun lamanya. Sesudah 12000 tahun itu terjadilah kiamat.
Masa 12.000 tahun ini dibagi dalam beberapa periode:
1.      periode 3000 tahun yang pertama: yaitu masa Ahurmazda menciptakan alam semesta ini dalam bentuk spiritual. Dalam masa-masa ini Angra Mainyu, dewa kejahatan beserta 6 pembantu-pembantunya menciptakan alam pula sebagai tandingan dari yang diciptakan oleh ahuramazda.
2.      Peiode 3000 tahun yang ke dua: Ahuramazda dan angra Mainyu saling berpacu dalam material, ternyata sama kuatnya dan saling kalah mengalah kan. Itulah terjadinya gelap dan terang, siang dan malam.
3.      Peride 3000 tahun yang ke tiga: Zarathustra menerima wahyu dan menyiarkan kepada umat manusia.
4.      Periode 3000 tahun keempat: pada masa ini tiap seribu tahun akan muncul seorang messiah atau (imam mahdi menurut islam) yang disebut masing-masing Shaoshayant adalah keturunan Zarathustra. Adapun Shaoshayant yang terakhir selain memimpin manusaia juga pembantuannya. Setelah itu barulah terwujud perdamaian abadi dalam dunia material.[5]


III.             Tuhan dan Penciptaan
            Keyakinan agama Zoroaster meliputi aspek  monoteisme dan paganisme sekaligus. Mulanya, keyakinan Zoroaster hanya mencakup monoteisme saja. Namun, seiring berkembangnya, keyakinan agama ini juga meliputi paganisme. Prof. Dr. Ali Abdul Wahid Wafi, seorang sejarawan muslim kontemporer, mengatakan bahwa zarathustra, meyerukan ajaran monotaisme untuk menyembah Tuhan yang tunggal , pencipta segala sesuatu dan segala alam, baik yang berupa esensi (ruh) maupun materi (maddah).
Menurut penganut Zoroaster, Dzat Ahura Mazda adalah esensi murni yang suci dari segala bentuk materi, yang tak dapat dilihat oleh pandangan mata dan tidak dapat ditangkap kedzatannya oleh akal manusia. Oleh karena itu Zoroasternisme pun membuat rumusan tentang hakikat ketuhanan Dzat Ahura Mazda dengan dua rumus penting.            Rumus pertama bersifat transenden (Samawi) yang disimbolkan dengan matahari, dan rumus yang kedua bersifat imanen (Ardhi) yang disimbolkan dengan api. Keduanya adalah unsur yang memancarkan cahaya, menerangi semesta, suci, serta tidak dapat terkontaminasi oleh hal-halyang buruk dan segala bentuk kerusakan. Kepada cahayalah kehidupan semestaraya ini bergantung. Sifat inilah yang paling mendekati untuk digambarkan oleh akal manusia akan sifat pencipta.
Anggapan sakral dan cara pengikut Zoroaster menyucikan api inilah yang pada akhirnya menjadikan agama tersebut bergeser dari monoteisme ke paganisme. Zoroaster pun berubah menjadi agama panteisme (hulul) dan paganisme. Api sendiri pada akhirnya berubah dari sebatas isyarat menjadi Sang Pencipta itu sendiri, dani pun dirumuskan atasnya.
Sejatinya, pada tradisi dan ajaran awal Zoroaster, tidak di kenal konsep dua Tuhan. Zoroaster hanya meyakini dua kekuatan besar dalam kehidupan yang senantiasa berlawanan atau berbenturan. Salah satunya terkumpul dalam kekuatan kebaikan, cahaya, kehidupan, kebenaran, dan kemuliaan sementara kekuatan lain terkumpul dalam kejahatan, kegelapan,kematian, dan angkara murka.Asy-Syahrastani berkata: “ sebenarnya, Zoroaster meyakini bahwa Tuhan itu satu, tunggal, tidak ada sekutu, lawan dan kawan, Pencipta cahay dan kegelapan. Namun para pengikut Zoroaster meninggalkan pandangan tersebut. Mereka meyakini bahwasannya alam raya ini tak lain merupakan jelmaan dari pergulatan abadi antara Ahura Mazda, Dewa Terang, dengan Ahriman, Dewa Kegelapan.kemenangan Ahuran Mazda dalam kehidupan adalah sesuatu yang pasti dan tak terbantahkan.”[6]
IV.             Etika
Sebagian besar ajaran agama Zoroaster adalah menyangkut masalah etika.Dasar pikiran teologisnya mempunyai pandangan moralistic tentang kehidupan.Kenyataan kehidupan yang utama dan tidak bisa dihindari adalah kejelekan. Baik adalah baik dan jelek adalah jelek.menolak adanya kejelekan yang terpisah sama dengan mempertalikan atau menghubungkan kejelekan pada tuhan. Ini tidak mungkin.Oleh karena itu, kejelekan tentu merupakan sesuatu yang berdiri sendiri secara terpisah.Moralitas Zoroaster diungkapkan dalam tiga kata, yaitu humat, hukht, dan huvarst.Pikiran baik, perkataan baik dan perbuatan baik.
V.                Peribadatan
Zoroaster mewajibkan kepada para pengikutnya untuk beribadat lima kali sehari. Ketika matahari terbit, ketika tengah hari, ketika matahari terbenam, waktu setengah hari seperti waktu ashar, tengah-tengah antara tengah hari dan waktu matahari terbenam. Bagi agama Zoroaster, selama musim panas doa-doa yang dibaca pada tengah hari berfungsi membantu orangyang saleh untuk berfikir tentang kebenaran serta tentang kejayaan kebaikan sekarang dan yang akan datang sedangkan selama musim dingin adalah merupakan peringatan tahunan akan adanya kekuatan kejahatan  yang mengancam dan perlunya bertahan terhadapnya. Tambahan baru lainnya adalah waktu tengah malam yang tenggang waktunya sampai saat matahari terbit.Doa ini dipersembahkan bagi Sraosha tuhannya doa.Doa atau sembahyang lima kali sehari merupakan kewajiban yang mengikat bagi para pemeluk agama Zoroaster, bagian pengabdian wajibnya pada Tuhan, dan senjata dalam bertarung melawan kejahatan.
Inilah bentuk sembahyang yang dikenal dari praktek yang ada adalah sebagai berikut:
Ø  Mempersiapkan diri dengan mencuci wajah, tangan dan kaki dari kotoran debu
Ø  Melepas tali kawat suci dan berdiri dengan tali dipegang dengan kedua tangannya di mukanya, tegak lurus dihadapan penciptanya, matanya menatap symbol kebajikan, api kemudian berdoa pada ohrmazd(ahura mazda),mengutuk Ahriman (sambil memukul-mukulkan ujung kawat dengan penghinaan), memasang tali kawat lagi masih berdoa. Keseluruhan pelaksanaan memakan waktu lima menit.

VI.             Pengadilan saat kematian
Ajaran agama Zoroaster tentang nasib roh setelah mati terlihat sangat jelas.Konsep kitab Avesta memberi dasar ajaran ini dan teks ini telah disalin dengan sedikit bervareasi di dalam kitab Pahlavi. Setiap roh manusia setelah meninggalkan kehidupan dunia ini akan bergentayangan menunggu selama tiga hari di dekat jasad yang sudah menjadi mayat. Pada hari keempat, roh menghadapi pengadilan diatas ”jembatan pembalasan”, jembatan yang dijaga oleh dewa rashu yang bertindak sebagai hakim yang secara sangat adil menimbang perbuatan baik dan buruk manusia. Jika perbuatan baiknya lebih berat, roh tersebut di ijinkan langsung menuju surge, tetapi jika perbuatan buruknya lebih besar, roh tersebut ditarik dan dimasukan ke dalam neraka apabila perbuatan baik dan buruknya seimbang, maka roh tersebut dibawa ke suatu tempat yang bernama hamestagan atau tempat campuran. Neraka di dalam agama Zoroaster bukan merupakan tempat penyiksaan abadi.Neraka hanya bersifat sementara dan merupakan tempat penyucian dari noda-noda dosa. Akhir penyucian dosa terjadi pada pengadilan(nisab) terakhir pada akhir zaman.


VII.          Kebangkitan dalam Zoroaster
Sebgaimana dapat dipahami dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, pengadilan roh pada saat kematian hanyalah merupakan suatu pendahuluan bagi pengadilan akhir hari kiamat. Perhitungan terakhir, menurut agama Zoroaster, juga hanya berupa tiga hari”penyucian” di dalam logam yang meleleh dan setelah itu roh-roh terkutuk bangkit dari neraka dan seluruh umat manusia tanpa kecuali berkumpul dalam surge tempat tinggal ahriman dan syetan-syetan. Tuhan melunakan keadilan dengan rasa belas kasihan. Dia tidak mempunyai sifat yang kejam dan sama sekali tidak bisa murka.
Konsepsi surga menurut agama Zoroaster sangat sederhana,.Surge adalah suatu keadaan yang kembaki kepada kehidupan dunia yang ideal dipulihkan, suatu kehidupan yang berpusat disekitar keluarga manusia diaman suami sekali lagi bisa menikmati keintiman istrinya yang sah dengan disertai anak-anaknya.Kehidupan disurga adalah penyempuranaan alami daripada kehidupan di dunia dengan kekecualian manusia tidak lagi mempunyai nafsu makan dan merupakan tempat para roh memujiohramzd dan Ahmaraspand dengan keras.Disana seluruh keluarga manusia berkumpu dalam suatu kehidupan abadi dan kenikmatan yang abadi pula.[7]
VIII.       Konsep Api  Ajaran Zoroaster
Zoroaster menganjurkan pengikutnya untuk senantiasa menyalakan api suci di tungku-tungku api yang terdapat di setiasp kuil peribadatan. Api tersebut harus selalu menyala dan memancarkan cahaya. Tungku api itu dijaga dan diurus oleh para prmimpin agama(magi), rohaniwan muda, juga oleh para pendeta kuil. Setiap hari, mereka selalu memasukan kayu cendana ke dalam tungku api sebanyak lima kali,atau kayu lain yang mengeluarkan aroma wewangian khas, juga menaburkan serbuk-serbuk dan cairan wewangian sehingga udara di dalam kuil selalu terasasegar dan harum semerbak. Mereka juga merapalkan doa dan melaksanakan ritual keagamaan disekitar api tersebut. dalam tradisizoroastrianisme, ketika akan mendirikan sebuah kuil api baru, mereka diharuskan menyalakan api terlebih dahulu pada Sembilan buah lilin atau obor . nyala api dioborpertsms kemudian disalurkan untuk nyala api diobor kedua, dan seterusnya hingga pada obor yang kesembilan. Pengikut Zoroaster meyakini, api yang menyala pada obor terakhir itulah yang telah sampai pada derajat kesucian api. Dan dari api kesembilan itu mereka menyalakan api pada tungku kuil baru tersebut.
IX.             Ritual kematian Agama Zoroaster
Zoroasternisme tidak mengizinkan penguburan dan pembakaran tubuh orang yang telah meninggal karena dianggap akanmenodai airudarabumi dan api. Mereka menyelenggarakan ritus kematiandengan menempatkan mayat di atas Dakhma atau Menara Ketenangan (Tower ofSilence). Di sana terdapat pembagian tempat yang jelas bagi kaum laki-laki, perempuan dan anak-anak. Adapun tahap-tahap yang dilakukan saat upacara kematian adalah sebagai berikut:
1.      Mayat dibiarkan di dalam sebuah ruangan di rumah selama tiga hari sebelum dibawa ke Dakhma, tempat untuk melaksanakan upacara kematian.
2.      Sesudah itu, mayat lalu dibawa ke Dakhma atau Menara Ketenangan.
3.      Di sana mayat akan ditelanjangi dan ditidurkan di atas menara yang terbuka dan dibiarkan agar dimakan oleh burung-burung.
4.      Sisa-sisa tulang kemudian dibuang ke dalam sumur.[8]




DAFTAR PUSTAKA

1.      Abdullah al-Maghlouth, bin Sami, Atlas Agama-Agama, Almahira, Jakarta: 2010
2.      Arifin, prof.HM, menguak misteri ajaran agama-agama besar,Jakarta:PT Golden Trayon Press, 1986.
3.      Ali Mukti,H.A, Agama-Agama di Dunia,Yogyakarta: PT. Hanindita Offset, 1988.
4.      http.www.wikipedia.com.jum’at 18-04-2013, 21.24





















[1]Sami bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas agama-agama,Jakarta: penerbit Almahira,2011, h.465-466
[2]H. A. Mukti Ali, Agama-Agama Di Dunia, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1988), hal. 269
[3] Prof. HM.Arifin, menguak misteri ajaran agama-agama besar,Jakarta:PT Golden Trayon Press, 1986,h.19
[4] H.A Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia,Yogyakarta: PT. Hanindita Offset, 1988,h.270
[5] Ibid
[6]Sami Abdullah al-Maghlouth, Atlas Agama-Agama, (Jakarta: Almahira, 2010), hal.470
[7] Ibid
[8] http.www.wikipedia.com.jum’at 18-04-2013, 21.24

1 komentar: